UJIAN
AKHIR SEMESTER KIMA ORGAIK 1
nama : LISA PURNAMA
nim : A1C112014
1. A.
Jelaskan bagaimana asam benzoat di sintesis dari suatu senyawa aromatik!
Jawab:
Asam benzoate dapat disintesis
dengan berbagai cara dari senyawa
aromatik diantaranya diperoleh dari
karbonasi bromo benzene , dari benzil
alcohol hidrolisis benzil nitril atau benzil amida dan oksidasi senyawa
arotatik . salah satunya yaitu melalui
oksidasi rantai samping senyawa aromatik . Seperti contohnya gugus alkil yang
melekat pada aromatik.
Gugus alkil akan teroksidasi
sedangkan cincin aromatic tetap stabil. Salah satu contohnya adalah toluene
dioksidasi dengan KMnO4 dengan dengan disertai kalor atau pemanasan. Maka
reaksi ini akan menghasilkan asam benzoate.
KMnO4
Toluena ------------Ã asam
benzoat
kalor
B. jelaskan bagaimana mensintesis asam salisilat dari asam benzoat
tersebut di atas!
Jawab :
Asam salsilat dapat disintesis
dari asam benzoate melalui reaksi asam karboksilat dengan klorin . kemudian
setelah itu direaksikan dengan Natrium hidroksida . selanjutnya ditambahkan HCl sehingga
terbentuk asam karboksilat. Asam salsilat memiliki rumus molekul C6H4COOHOH.
Dalam kehidupan sehari-hari dapat ditemui senyawa ini berbentuk Kristal kecil
kemerah mudaan . asam salsilat dapat dibuat dari fenol dan juga dapart melalui
asam benzoate.
Reaksinya sebagai berikut :
2. Jelaskan mengapa fenol dapat di
gunakan sebagai antiseptik!, mengapa alkohol tidak memiliki kemapuan demikian?
Jawab :
Fenol
dapat digunakan sebagai antiseptic kerena kemampuannya fenol memiliki kemampuan
dalam membunuh kuman atau bakteri. Fenol dapat merusak sel bakteri dengan cara
koagulasi dan denaturasi protein protoplasma sel. Fenol dapat menyebabkan sel
mengalami lisis yaitu mengubah struktur membran plasma sel sehingga menyebabkan
kebocoran sel . sehingga bakteri menjadi lenyap.
Alcohol
tidak digunakan sebagai antiseptic. Tetapi digunakan sebagai desinfektan . alcohol memiliki kemampuan yang lebih tinggi dalam membunuh
bakteri dari pada fenol. dalam dunia kedokteran etanol 70 % digunakan untuk mensterilkan alat-alat
kedokteran.
Antimikroba dapat dikelompokkan menjadi
antiseptikdan desinfektan.Antiseptik adalah pembunuh mikroba dengan daya rendah
dan biasa digunakan pada jaringan hidup, Desinfektan adalah senyawa kimia yang
dapat membunuh mikroba dan biasa digunakan untuk membersihkan meja, lantai, dan
peralatan
3. A. Suatu eter dapat bereaksi
dengan air dimana bila di uji dengan larutan fehling A dan fehling B memberikan
hasil positif.
Jawab;
Uji
Fehling bertujuan untuk mengetahui adanya gugus aldehid atau keton yang bila dioksidasi menghasilkan asam
karboksilat . fehling adalah oksidator lemah yang merupakan pereaksi khusus
untuk mengenali aldehida . Reagent yang digunakan dalam pengujian biasanya
adalah Fehling A (CuSO4) dan Fehling B (NaOH dan KNa tartarat). Uji positif reagen
ini dapat ditandai dengan warna merah bata.
Selain itu yang saya pahami selama
ini adalah Fehling a dan b berfungsi
untuk menguji kandungan glukosa dalam suatu zat (makanan). apabila setelah ditetesi fehling, makanan/ sari
makanan yang mengandung glukosa akan berubah menjadi berwarna merah bata.
Bila eter direaksikan dengan air .
kemudian menghasilkan hasil positif pada uji fehling a dan fehling b. dari hal
ini kita dapat menyimpulkan bahwa hasilnya merupakan senyawa yang mengandung
gugus aldehid.
eter dapat bereaksi dengan air . hal
ini dijelaskan dengan konsep ikatan hidrogen . atom oksigen pada air memiliki 2
pasang elektron bebas . sama seperti oksigen pada air. oleh karena itu ikatan
hidrogen dan air dapat terjadi. sehingga diuji memberikan hasilpositif.
B. hasil dari tersebut di atas bila disoksidasi lebih lanjut akan menghasilkan
senyawa X , tentukan cara mengidentifikasinya!
Jawab :
Senyawa x yang dimaksud adalah Aldehid . aldehid ini apabila
dioksidasi lebih lanjut menghasilkan senyawa X, senyawa X ini adalah asam
karboksilat. Mungkin dengan ditambahkan
alcohol disertai katalis asam kita dapat mengidentifikasi apakah senyawa X ini
asam kaboksilat , hasil dari reaksi ini
akan terbentuk senyawa ester. Senyawa ester ini cukup mudah diamati karena
senyawa ester memiliki aroma yang khas seperti aroma buah. ester bersifat non polar sehingga dengan air yang polar akan terlihat dua lapisan dimana lapisan atas
adalah ester dan lapisan bawah adalah air. Kita dapat mengamatinya.
4.
Mengapa suatu eter bisa lebih reaktif dari pada alkohol, padahal secara umum
alkohol lebih reaktif dari pada eter apabila di reaksikan dengan logam?
(seperti Na)
jelaskan dasar-dasar ilmiah yang memungkinkan suatu eter lebih reaktif dari
pada alkohol!
Jawab:
Secara
umum alcohol lebih reaktif dibandingkan dengan eter apabila direaksikan dengan
logam seperti Na . reaksi ini akan menghasilkan garam .
Tetapi
eter bisa lebih reaktif dari alcohol disebabkan strukturnya R-O-R. struktur ini
dapat terpisa sehingga memungkinkan dihasilkan dua radikal yang dianggap dapat
mudah bereaksi dengan senyawa lain.
Apa bila
kita mengamati eter siklik seperti contohnya epoksida yang merupakan senyawa
beranggota tiga dengan sudut kurang lebih 60 derajat memiliki kekangan yang
cukup ekstrem . epoksida dengan struktur demikian akan mudah teroksidasi dan
bereaksi dengan senyawa lain.
selain itu eter mahkota
juga juga dapat lebih reaktif karena dapat bereaksi dengan inon Na+, K+ dan
Cs+. Na memilikiorbital kosong pada 3P dan 3d.sehingga memungkinkan tempat
untuk orbital penuh oksigen melekat pada Na. walaupun atom oksigen dapat
membentuk ikatan dengan logam tersebut.tetapi orbital mana yang digunakan untuk
berikatan belum diketahuipasti.
5. Bila fenol dikatakan lebih asam
dari pada alkohol temukan contoh suatu alkohol jauh lebih asam dari pada fenol!
Jelaskan mengapa demikian!
Jawab :
Fenol memiliki sifat asam yang lebih kuat dibandingkan
alcohol. Melalui literature yang say abaca
Fenol memiliki nilai pKa 10 sedangkan alcohol memiliki nilai pKa
>15. Jika ditinjau dari nilai pH
yaitu tingkat kemampuan terurainya ion
hidrogen dalam suatu reaksi kimia , maka
dapat kita anggap senyawa dengan nilai pKa besar akan memiliki harga pH
kecil. Dan dapat diketahui walaupun fenol dan alcohol dikatakan asam, keduanya
tergolong ke dalam asam lemah, karena keduanya memiliki nilai pKa.
Keasaman fenol dibandingkan dengan alcohol dapat juga
dijelaskan berdasarkan adanya anion fenol yaitu ion fenoksida distabilkan oleh
resonansi dimana muatan negatif dari electron mengalami delokalisasi oleh
cincin aromatiknya. Sedangkan anion dari
alcohol yaitu alkoksida tidak dapat didelokalisasikan. Karena disebabkan delokalisasi electron pada
ion fenoksida menyebabkan ion H+ yang telah dilepaskan sulit kembali
sedangakn apada alcohol, karena elektron tak mengalami delokalisasi membuat ion
H+ yang telah dilepaskan dapat dengan mudah kembali lagi.
Alkohol dapat bersifat sebagai asam. Alkohol mirip air dalam
hal bersikap sebagai suatu basa dan menerima sebuah proton (menghasilkan suatu
alkohol terprotonkan, ROH2+). Seperti air pula, suatu
alkohol dapat bersikap sebagai asam dan melepaskan sebuah proton (menghasilkan
ion alkoksida, RO-). Seperti air, alkohol adalah asam atau basa yang
sangat lemah, untuk alkohol murni atau alkohol dalam air, kesetimbangan
ionisasi terletak di sebelah kiri (di daerah alcohol takterionkan).
Dalam
pengertian ini mungkin untuk membuat alkohol lebih asam dari fenol maka kita
harus menemukan bahwa anion dari alkohol lebih stabil dari anion fenol. Untuk
meningkatkan keasaman pada alcohol bila didekat karbon hidroksil terdapat gugus
penarik electron seperti halogen atau nitro (NO2)
6. Etanol berfungsi digunakan
sebagai bahan bakar, bagaimana halnya dengan turuna alkohol yang lain yang
memungkinkan di gunakan sebagai bahan bakar,?
apa syarat-syaratnya? Dan berikan contoh!
Jawab:
Selain etanol senyawa methanol dan butanol dapat dimunginkan pengguaannya sebagai bahan bakar. metanol
akan mulai diterapkan sebagai bahan bakar kendaraan fuel cell . Secara ekonomi
metanol mempunyai dampak yang cukup berarti terhadap perkembangan dunia karena
dapat menyumbangkan pendapatan 12 milyar USD per tahun dan dapat menciptakan
lebih dari 100.000 lapangan kerja.
Di Negara lain seperti di Brasil,
jenis kendaraannya menggunakan mesin yang sudah fleksibel terhadap perubahan
jenis bahan bakar sehingga penggunaan bioethanol dan biobutanol tidak menjadi
permasalahan. Kesesuaian mesin kendaraan perlu diperimbangkan , jenis kendaraan
yang ada di Indonesia mungkin merupakan jenis kendaraan yang tidak terlalu
fleksibel terhadap perubahan jenis bahan bakar.
Biobutanol dapat dihasilkan dari
biomassa dengan mempergunakan proses FERMENTASI, Proses fermentasi dilakukan
dengan mempergunakan bakteri yaitu Clostridium
acetobutylicum. Perbedaan proses produksi biobutanol dengan produksi
bioethanol terutama pada proses fermentasinya dan sedikit berbeda pada proses
distilasinya. Sedangkan bahan baku yang dipergunakan adalah sama yaitu gula bit, gula tebu, gandum jagung,
gandum dan ketela pohon, tanaman non-pangan, serta produk samping pertanian seperti
jerami dan batang jagung. Produksi biobutanol dari biomassa
limbah (produksi samping) sektor pertanian akan lebih efisien.
Syarat-Syarat Bahan Bakar Untuk
Motor Bakar adalah sebagai berikut :
1. Volatilitas bahan bakar
Volatilitas bahan bakar didefinisikan sebagai kecenderungan cairan bahan bakar
untuk menguap. Pada motor bensin, campuran bahan bakar dan udara yang masuk
dalam silinder sebelum dan sesudah selama proses pembakaran diusahakan sudah
dalam keadaan campuran uap bahan bakar dan udara, sehingga memudahkan proses
pembakaran. Oleh karena itu kemampuan menguapkan bahan bakar untuk motor bensin
sangat penting.
2. Angka Oktan
Angka Oktan adalah suatu bilangan yang menunjukkan sifat anti ketukan
(denotasi). Dengan kata lain, makin tinggi angka oktan maka semakin berkurang
kemungkinan untuk terjadinya denotasi (knocking). Dengan berkurangnya
intensitas untuk berdenotasi, maka campuran bahan bakar dan udara yang
dikompresikan oleh torak menjadi lebih baik sehingga tenaga motor akan lebih
besar dan pemakaian bahan bakar menjadi lebih hemat.
SIFAT-SIFAT
BAHAN BAKAR SECARA UMUM
Jenis Bahan Bakar
|
Energy density
|
Air-fuel ratio
|
Specific Energy
|
Heat of vaporization
|
RON
|
MON
|
Gasoline dan biogasoline
|
32
MJ/L
|
14.6
|
2.9
MJ/kg air
|
0.36
MJ/kg
|
91–99
|
81–89
|
Biobutanol
|
29.2
MJ/L
|
11.1
|
3.2
MJ/kg air
|
0.43
MJ/kg
|
96
|
78
|
Ethanol fuel
|
19.6
MJ/L
|
9.0
|
3.0
MJ/kg air
|
0.92
MJ/kg
|
107
|
89
|
Methanol fuel
|
16
MJ/L
|
6.4
|
3.1
MJ/kg air
|
1.2
MJ/kg
|
106
|
92
|
Keterangan
:
RON : research octane number
(bilangan octane berdasarkan penelitian)
MON : motor octane number (bilangan
octane motor)
Berdasarkan sifat-sifat bahan bakar
yang ditunjukan dalam tabel tersebut diatas dapat diketahui bahwa biobutanol
sangat menyerupai bahan bakar bensin (gasoline). Bilangan octane biobutanol
hampir sama dengan bensin tetapi lebih rendah dibanding bahan bakar ethanol
maupun methanol.
Butanol, dengan karakteristik yang
dimilikinya, dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar mesin nonpremix (mesin
bensin). Berbeda dengan etanol yang saat ini menjadi campuran untuk biopremium,
butanol memiliki berbagai kelebihan yang membuatnya layak untuk dipertimbangkan
bukan hanya sebagai campuran bensin, tetapi sebagai pengganti bensin.
- Memiliki tekanan uap yang lebih
rendah sehingga lebih aman dalam hal penyimpanan.
- Memiliki nilai energi yang
lebih menyerupai bensin.
- Memiliki kelarutan yang rendah
dalam air sehingga lebih mudah untuk dipisahkan dan didistribusikan.
- Bersifat lebih tidak korosif
sehingga memungkinkan pendistribusian melalui jalur pipa BBM yang sudah
ada dan lebih tidak destruktif terhadap mesin pembakaran.
- Dapat digunakan sebagai bahan
bakar kendaraan dengan komposisi campuran yang lebih tinggi dibandingkan
etanol.
Jadi dapat disimpulkan selain etanol
alkohol lainnya dapat juga dimungkinkan penggunaanya sebagai bahan bakar
contohnya methanol dan butanol.